Logo Mahakamdaily.com

Polisi Masih Selidiki Kasus Penemuan Mayat di Apotek Kimia Farma jalan Hidayatullah Samarinda

Keluarga korban menuntut Apotek Kimia Farma untuk memberi keterangan lebih jelas.

Pihak keluarga korban menggelar unjuk rasa di depat Apotek Kimia Farma di jalan Hidayatullah, Samarinda, pada Jumat (18/3). (HI/Mahakam Daily)

Foto : Pihak keluarga korban menggelar unjuk rasa di depat Apotek Kimia Farma di jalan Hidayatullah, Samarinda, pada Jumat (18/3). (HI/Mahakam Daily)

Mahakam Daily – Pihak kepolisian terus mendalami terkait kasus penemuan mayat di Apotek Kimia Farma di jalan Hidayahtullah. Kota Samarinda, beberapa waktu lalu.

Diketahui, pihak keluarga korban menuntut Apotek Kimia Farma untuk memberi keterangan lebih jelas mengenai penemuan mayat bernama Bertha (56) melalui CCTV.

Kendati rekaman tersebut tidak lagi ada, kepada Mahakam Daily, Kapolsek Samarinda Kota, Kompol Tri Satria Firdaus menjelaskan perihal rekaman CCTV yang hilang.

Ia menjelaskan, CCTV yang terpasang di apotek tersebut memakai sistem penghapusan secara berkala. Maka dari itu, Satria akan meminta bantuan digital forensik untuk menelusuri lebih lanjut.

“Kami akan pendalaman kembali. Karena ini bukan masalah terhapus, di sistem cctv itu kan ada masa penyimpanannya,” terang Satria saat dikonfirmasi melalui telepon, pada Selasa (19/3/2024).

Satria membeberkan, jika pihaknya telah melakukan autopsi kepada tubuh korban. “Hasilnya, kami tidak ada menemukan tanda-tanda kekerasan dan diperkirakan meninggal 5 hari sebelum ditemukan digedung kimia farma akibat lemas,” jelas Satria.

Sebagai upaya pendalama kasus ini, pihaknya telah meminta keterangan saksi baik dari pihak Kimia Farma maupun pihak keluarga.

“Untuk pihak kimia farma sebanyak 6 orang, namun tidak ada indikasi tindakan pidana yang mengarah ke kematian yang tidak wajar,” bebernya.

Ditambahkan Satria, jika kronologis kejadian pembunuhan ini dimulai dari korban berobat ke rumah sakit jiwa bersama suami untuk kontrol.

Selang menunggu obat, korban meminta suaminya untuk membelikan minuman kepada korban karena korban haus.

“Suami korban lalu pergi ke luar mencari minuman. Tetapi, selepas membeli minuman sang suami tidak melihat korban,” kata Satria.

“Karena korban tidak ada, sang suami lalu mencari korban di sekeliling rumah sakit. Sang suami sampai bertanya kepada apoteker dan satpam namun tidak menemukan korban dimanapun,” imbuhnya.

Print Friendly, PDF & Email
Baharuddin Demmu menegaskan bahwa penggelembungan dan pengurangan suara Demokrat merupakan
KPU RI bergerak cepat menanggapi putusan MK dengan agenda khusus: