Mahakam Daily – Bahasa Kutai merupakan salah satu bahasa daerah yang terancam punah di Kalimantan Timur. Untuk melestarikan bahasa tersebut, guru-guru di SDN 005 Tenggarong mengajarkan muatan lokal bahasa Kutai kepada siswa-siswanya.
Salah satu guru yang mengajar bahasa Kutai adalah Leni Ermawati. Ia mengatakan, banyak anak-anak sekarang yang tidak bisa berbahasa Kutai. Bahkan, ada yang merasa aneh dan malu ketika diajak berbicara dengan bahasa daerahnya sendiri.
“Seperti saya menyambut anak-anak selamat hambat (selamat pagi), anak-anaknya senyum dan tertawa, sambil mengatakan apa sih ibu. Mereka malu pakai bahasa Kutai. Itu harus dibudayakan sebenarnya agar tidak punah,” ujar Leni, Jumat (24/11/2023).
Leni menambahkan, tidak semua guru di sekolahnya bisa berbahasa Kutai. Namun, mereka berusaha untuk berkomunikasi dengan bahasa Kutai setiap hari Jumat. Bahkan, guru-guru yang berasal dari suku lain seperti Batak dan Jawa juga ikut belajar bahasa Kutai.
“Kalau kami ngobrol bersama-sama itu ada guru yang suku lain, kami tetap bahasa Kutai biar mereka mengerti juga. Jadi kalau ada yang tidak paham pasti menanyakan artinya ke kami,” katanya.
Untuk metode pengajaran bahasa Kutai, Leni mengaku belum ada yang khusus. Ia dan satu guru lainnya menjadi guru utama yang mendapat pelatihan bahasa Kutai selama empat hari. Ia berharap ada kamus bahasa Kutai yang bisa disebarkan ke semua sekolah.
“Mungkin memang ada kamusnya tapi itu belum terbagi merata ke semua sekolah. Mungkin masih disempurnakan lagi,” tuturnya.
(Adv)