Kematian Bertha Belum Jelas, Keluarga Gelar Aksi Damai 1000 Lilin

Aksi damai 1000 lilin ini merupakan runtutan aksi Damai kami sebagai doa untuk mengungkap kasus ini.

Aksi Damai 1000 Lilin mengenang kasus kematian Bertha di Apotek Kimia Farma, yang hingga kini belum menemui titik terang. (GNJ/Mahakam Daily)

Foto : Aksi Damai 1000 Lilin mengenang kasus kematian Bertha di Apotek Kimia Farma, yang hingga kini belum menemui titik terang. (GNJ/Mahakam Daily)

Mahakam Daily – Keluarga dan masyarakat kembali melakukan aksi damai memperingari dua bulan setelah kepergian almarhum ibu Bertha. Mereka berkumpul di lahan parkir Apotek Kimia Farma di jalan Pangeran Hidayatullah, Kelurahan Karang Mumus, Kecamaran Samarinda Kota, pada kamis (18/4/2024).

Alfrida, sepupu korban yang berumur 30 tahun, menyatakan bahwa aksi ini merupakan bagian dari rangkaian aksi Damai. Aksi ini sebagai doa untuk mengungkap kasus ini.

“Aksi 1000 lilin ini merupakan runtutan aksi Damai kami sebagai doa untuk mengungkap kasus ini. Kami berharap seperti lilin yang terang agar kasus ini ke depannya bisa terbuka secara terang-terangnya kepada keluarga secepatnya,” ungkap Alfrida..

“Karena sejauh ini belum ada informasi mengenai kasus ini dan kami berharap dari penyelidikan ini ditingkatkan menjadi penyidikan,” imbuhnya.

Terakhir kali, rekonstruksi kejadian yang telah dilakukan belum ada perkembangan lebih lanjut. Hasil otopsi juga menimbulkan pertanyaan, terutama setelah kapolres menyatakan akan mengkonfirmasi ulang hasil otopsi.

“Pada saat rekonstruksi, menurut kepolisian kan jalan kaki ya. Tapi almarhum di rumah sakit waktunya 11.44 itu baru menerima resi obat. Nah, sampai di depan Kimia Farma itu waktu yang ditunjukkan 11.06 dan durasi waktu jalan kakinya itu kan 17 menit ya. Itu kan waktunya enggak masuk akal,” terangnya.

“Hasil otopsinya kemarin diinfokan pada tanggal 6 Maret itu sudah dibacakan hasil otopsinya. Tapi pada saat audiensi di Polres, kapolres sendiri menyampaikan bahwa akan mengkonfirmasi ulang hasil otopsinya. Ini menjadi tanda tanya ke kami ada apa dengan hasil otopsi,” sambungnya.

Keluarga merasa bingung karena almarhumah sebelumnya sudah dinyatakan pulih oleh dokter.

“Waktu RDP di DPR provinsi itu disampaikan oleh dokter spesialis yang menangani terakhir di tanggal 31 itu almarhumah sudah benar-benar pulih 100%,” tutupnya.

Disisi lain, Manager Apotek Kimia Farma Hidayatullah, Ilham Septiandi menyatakan bahwa semua barang bukti telah diserahkan dan menegaskan kalau Kimia Farma Hidayatullah tidak ada kaitannya dengan kasus.

“Setelah rapat dengan DPRD itu kan sudah ada statement pak kapolres kalau misalkan semua status quo semuanya sudah dikembalikan ke Kimia Farma.”

“Ketika RDP di DPRD provinsi bahwa memang Kimia Farma sudah tidak ada kaitannya dengan kasus. Artinya semua barang bukti sudah kami serahkan,” jelas Ilham.

Operasional apotek berjalan normal, meskipun untuk TKP masih ditutup. Aksi damai dengan 1000 lilin diadakan sebagai bentuk dukungan untuk mengawal proses ini hingga tuntas.

Keluarga juga telah bersurat ke beberapa organisasi terkait, termasuk kompolnas, untuk memperjuangkan gelar perkara di Samarinda. Namun, hingga saat ini, belum ada kejelasan mengenai kasus ini. Penyelidikan perlu ditingkatkan menjadi penyidikan.

Mereka berharap seperti lilin yang menyala, kasus ini akan terang benderang ke depannya dan segera terbuka kepada keluarga.

Ririn memberi catatan bahwa keterlibatan para kandidat tidak sekadar seremonial,
Baharuddin Demmu menegaskan bahwa penggelembungan dan pengurangan suara Demokrat merupakan