Mahakam Daily – Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) memiliki sekitar 11.479 jiwa atau 1,45 persen dari total penduduk yang tergolong miskin ekstrem. Mereka adalah mereka yang memiliki kriteria seperti lanjut usia, tinggal sendirian, tidak bekerja, memiliki penyakit kronis, difabel, rumah tidak layak huni, dan tidak memiliki fasilitas air bersih dan sanitasi yang memadai.
Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah daerah melakukan berbagai langkah strategis. Salah satunya adalah menyalurkan bantuan sembako kepada 1.000 keluarga penerima manfaat (KPM) yang terdata dalam Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE). Bantuan ini diberikan setiap tiga bulan sekali atau empat kali dalam setahun dengan anggaran Rp 3 miliar per tahun.
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kukar, Hamly, mengungkapkan bahwa bantuan sembako ini merupakan salah satu bentuk kepedulian dan tanggung jawab pemerintah daerah terhadap masyarakat miskin ekstrem di Kukar.
Ia juga mengungkapkan bahwa pemerintah daerah telah membentuk Rumah Besar Penanggulangan Kemiskinan (RBPK) untuk mengkoordinasikan program-program penanggulangan kemiskinan dari berbagai pihak.
“Kami bertekad untuk menyelesaikan masalah kemiskinan ekstrem di Kukar. Kami bekerja sama dengan semua OPD di Pemkab Kukar untuk memberikan intervensi di berbagai sektor, seperti pertanian, perikanan, pendidikan, perumahan, dan sosial. Kami juga mendapat dukungan dari dunia perusahaan yang memberikan bantuan kepada masyarakat miskin,” papar Hamly.
Hamly menegaskan bahwa data KPM yang mendapatkan bantuan sembako ini diambil dari data RBPK yang terus diperbaharui dan divalidasi di lapangan. Data ini dijadikan sebagai acuan yang tepat untuk menyalurkan bantuan agar tepat sasaran.
Data Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) RI per Januari 2023 menjadi sumber informasi tentang jumlah penduduk miskin ekstrem di Kukar.
[Adv]
