Mahakam Daily – Jajaran Kelurahan Maluhu, Kutai Kartanegara, menunjukkan semangat tinggi dalam mengamalkan Gerakan Etam Mengaji, meski sebagian besar tidak memiliki latar belakang pendidikan keagamaan formal. Program ini dijalankan sebagai bagian dari pembinaan karakter ASN dan penguatan nilai spiritual di lingkungan kerja.
Gerakan Etam Mengaji merupakan salah satu program unggulan Pemkab Kutai Kartanegara yang telah tertuang dalam peraturan daerah. Program ini mewajibkan seluruh aparatur pemerintah, termasuk di tingkat kelurahan, untuk membudayakan membaca Alquran dalam aktivitas sehari-hari, baik di lingkungan kerja maupun di rumah.
Lurah Maluhu, Tri Joko Kuncoro, mengapresiasi semangat para pegawainya yang terus berupaya meluangkan waktu untuk membaca dan memahami Alquran, meskipun masih dalam proses belajar.
“Kami mungkin bukan ahli agama, tapi niat dan komitmen untuk terus belajar sangat kuat. Gerakan ini bukan sekadar kewajiban, melainkan ikhtiar membangun kepribadian yang lebih baik,” ujarnya, Jumat 7 Maret 2025.
Menurutnya, program ini telah membawa dampak positif terhadap suasana kerja di Kelurahan Maluhu. Para pegawai tidak hanya terbiasa membaca Alquran, tetapi juga mulai memahami nilai-nilai moral yang terkandung di dalamnya dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Demi mendukung kelancaran program, Kelurahan Maluhu juga menjalin kerja sama dengan tokoh agama setempat. Para ustaz rutin memberikan bimbingan membaca Alquran dan pelatihan tajwid kepada pegawai.
“Bimbingan dari para ustaz sangat membantu. Beberapa pegawai bahkan mulai memahami arti ayat-ayat yang mereka baca, yang tentu saja memperkaya perspektif mereka dalam bekerja dan berinteraksi,” tambah Tri Joko.
Ia menekankan bahwa tujuan utama dari Gerakan Etam Mengaji adalah menciptakan kultur kerja yang dilandasi nilai spiritual, etika, dan integritas. Lingkungan kerja yang harmonis dan penuh empati menjadi target yang ingin dicapai melalui gerakan ini.
“Melalui kegiatan ini, kami berharap pegawai memiliki kendali diri yang lebih baik dan mampu memberikan pelayanan yang lebih humanis serta berorientasi pada kepentingan masyarakat,” tegasnya.
Tri Joko juga berharap semangat yang ditunjukkan oleh Kelurahan Maluhu dapat menjadi inspirasi bagi kelurahan lain di Kukar. Ia meyakini bahwa budaya mengaji bisa menjadi pondasi kuat dalam membentuk aparatur yang berkarakter dan berintegritas tinggi.
“Jika gerakan ini diterapkan lebih luas, bukan hanya di Maluhu, tapi juga di seluruh kelurahan dan instansi, saya yakin dampaknya akan sangat besar. Kita bisa membangun birokrasi yang tidak hanya profesional, tapi juga berjiwa spiritual,” pungkasnya.
(Adv/DiskominfoKukar)