Mahakam Daily – Gunungan sampah di Samarinda makin hari makin menanjak. Volume sampah yang masuk ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sambutan tak lagi sebanding dengan daya tampungnya. Di tengah tekanan itu, rencana Pemerintah Kota Samarinda membangun Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSA) dinilai bisa jadi titik balik untuk mengubah masalah menjadi energi.

Anggota Komisi III DPRD Kaltim, Subandi, menyebut langkah ini bukan hanya solusi teknis, tapi juga terobosan strategis di sektor energi dan lingkungan. “Sampah semakin menumpuk. Harus ada solusi sistemik, dan PLTSA bisa menjadi jawaban yang konkret,” ujarnya.

Menurut Subandi, PLTSA tak cuma mengurangi beban TPA, tapi juga membuka peluang ekonomi baru. Energi listrik hasil olahan sampah bisa dimanfaatkan warga, sementara pemerintah mendapat nilai tambah dari pengelolaan limbah yang selama ini hanya jadi beban. “Memang butuh investasi besar, tapi sepadan dengan manfaatnya. Apalagi kalau melibatkan investor, beban APBD bisa ditekan,” tambahnya.

Beberapa investor dari Malaysia dan Korea Selatan dikabarkan telah melirik proyek tersebut. Namun bagi Subandi, teknologi secanggih apa pun tak akan berjalan tanpa perubahan perilaku masyarakat. Ia menekankan pentingnya edukasi soal pemilahan sampah sejak dari rumah tangga agar proses pengolahan di PLTSA berjalan efisien.

“Teknologi canggih saja tidak cukup. Perlu kesadaran masyarakat soal pemilahan sampah organik dan non-organik,” katanya menegaskan.

Bagi DPRD Kaltim, keberadaan PLTSA bukan sekadar proyek fisik, tapi simbol kemajuan peradaban kota. Samarinda diharapkan bisa menjadi contoh bahwa persoalan lingkungan tak harus selalu berakhir di TPA—ia bisa menyala, jadi energi baru bagi masa depan.

(adv/dprdkaltim)