Mahakam Daily – Proses seleksi calon direksi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kalimantan Timur (Kaltim) resmi memasuki tahap krusial. Sebanyak 82 pelamar dinyatakan lolos seleksi administrasi dan akan mengikuti Uji Kelayakan dan Kepatutan (UKK), mulai dari penulisan makalah, presentasi, hingga wawancara akhir.
Wakil Ketua DPRD Kaltim, Ananda Emira Moeis, menilai proses ini bukan sekadar rutinitas tahunan. Ia menekankan pentingnya memastikan BUMD benar-benar dipimpin sosok yang mampu membawa perubahan signifikan dan memberikan dampak ekonomi nyata bagi daerah.
“Perusda ini mestinya bisa jadi mesin penggerak Pendapatan Asli Daerah (PAD), bukan malah terus-terusan berharap disuntik APBD,” tegas Ananda.
Menurutnya, kelemahan utama BUMD selama ini adalah pola pengelolaan yang terlalu administratif. Banyak perusahaan daerah hanya mengejar target minimal, tanpa berani mengambil langkah strategis untuk memperbesar pangsa pasar atau mengembangkan inovasi bisnis.
“Seringnya target itu kayak formalitas saja. Padahal ini lembaga usaha milik pemerintah daerah. Harusnya dijalankan oleh orang-orang visioner, yang punya jaringan luas dan peka membaca arah pasar,” lanjutnya.
Ia juga mengingatkan bahwa direksi baru harus mampu mengurangi ketergantungan pada penyertaan modal daerah. Ananda mendorong agar kandidat yang terpilih nantinya bisa menciptakan terobosan bisnis yang mandiri dan berkelanjutan.
“Biasanya, habis dilantik yang dipikirkan cuma penyertaan modal. Harusnya bisa berpikir lebih cerdas dan inovatif untuk mendongkrak pendapatan,” ujar politikus PDI Perjuangan itu.
Ananda menambahkan, DPRD Kaltim percaya pada integritas Tim Seleksi (Timsel) yang sedang bekerja. Namun, ia berharap hasil akhir seleksi melahirkan direksi yang mampu memimpin BUMD dengan semangat wirausaha, bukan sekadar manajer administratif.
“Kami ingin melihat BUMD yang berani bersaing dan memberikan keuntungan nyata bagi daerah. Itu tujuan utama proses ini,” pungkasnya.
(adv/dprdkaltim)