Mahakam Daily – Anggota DPRD Kaltim, Agus Suwandi menyampaikan pentingnya peran perempuan dalam politik dalam kegiatan Penguatan Demokrasi Daerah (PDD) ke-2 yang bertajuk Hak Warga Negara dalam Pemilu.
Acara ini berlangsung di Kantor DPD Partai Gerindra Kaltim, Jalan Kadrie Oening, Samarinda, pada Ahad, 28 Februari 2025.
Dalam forum yang menghadirkan perwakilan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kaltim, Firdaus Kurniawan, serta akademisi dari salah satu universitas di Samarinda, Dadang Imam Ghozali, Agus Suwandi menegaskan, politik bukan sekadar perebutan kekuasaan, melainkan ruang pengabdian bagi masyarakat.
“Seribu kawan terlalu sedikit, satu lawan terlalu banyak. Kalau tidak bisa bermanfaat buat banyak orang, minimal dua atau tiga orang. Kalau tidak bisa juga, minimal jangan menyusahkan orang lain,” kata Agus di hadapan peserta PDD.
Agus mengakui bahwa dirinya sempat memiliki pandangan negatif terhadap politik. Namun, sejak 2009, ia menyadari bahwa politik memberikan peluang besar untuk membantu masyarakat.
“Saya bisa bantu rumah ibadah, bangun jalan lingkungan. Hampir setiap tahun kami membantu perbaikan infrastruktur, menyediakan ambulans, dan lain sebagainya,” ujarnya.
Pentingnya peran perempuan dalam politik
Dalam paparannya, Agus juga menyoroti pentingnya partisipasi perempuan dalam politik. Menurutnya, kuota perempuan dalam parlemen bukanlah sekadar pemberian, melainkan harus diperjuangkan.
“Emansipasi itu bukan diberikan. Emansipasi itu adalah ibu-ibu merebutnya. Kalau penduduk Kaltim ini lebih banyak perempuan dibandingkan laki-laki, kenapa anggota dewannya lebih banyak laki-laki?” ujar ketua fraksi Partai Gerindra Kaltim itu.
Agus melanjutkan, Gerindra memberi kesempatan perempuan untuk lebih aktif dalam dunia politik. Ia juga menyampaikan, perempuan dapat memanfaatkan kemajuan teknologi untuk mengakses informasi yang benar.
“Demokrasi kita adalah demokrasi Pancasila. Minimal dari 100 ibu-ibu di sini, ada satu-dua orang yang memahami dan ikut serta. Teknologi sudah maju, tapi jangan sampai informasi yang salah merusak pola pikir kita,” pungkasnya.
PDD kali ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran warga, khususnya perempuan, untuk lebih aktif dalam perpolitikan dan memperjuangkan hak-hak mereka dalam proses demokrasi. (*)