Pentingnya Pemuda Kaltim Memahami Program Gratispol untuk Menciptakan SDM Berkualitas

Sekolah gratis bukan sekadar janji, tapi jalan panjang menuju generasi emas. Di Samarinda, gagasan itu mengemuka—Gratispol, program pendidikan tanpa biaya, digadang sebagai gerbang masa depan.

Anggota DPRD Kaltim, Agus Suwandi dalam menyampaikan materi sosper tentang kepemudaan. (Dok)

Foto : Anggota DPRD Kaltim, Agus Suwandi dalam menyampaikan materi sosper tentang kepemudaan. (Dok)

Mahakam Daily – Harapan baru untuk akses pendidikan yang lebih luas mengemuka dalam Sosialisasi Peraturan Daerah (Sosper) Nomor 8 Tahun 2022 tentang Kepemudaan yang digelar di Gang Kejaksaan, Jalan A Wahab Syahrani, Air Hitam, Samarinda Ulu, Minggu (9/3/2025).

Acara yang menghadirkan anggota DPRD Kaltim, Agus Suwandi ini, menjadi ruang diskusi bagi masyarakat untuk memahami kebijakan baru. Termasuk program pendidikan gratis yang tengah digodok dalam bentuk Peraturan Gubernur (Pergub) oleh Gubernur Kaltim, Rudy Mas’ud.

Gratispol, program pendidikan gratis yang dijanjikan bisa mulai berjalan dalam 100 hari kerja pemerintahan, menjadi titik perhatian utama.

Dalam pemaparannya, Agus Suwandi menerangkan, pendidikan merupakan fondasi menuju generasi emas 2045.

“Dengan peraturan itu, kita gratis semua. Itu mempermudah. Kalau peraturan melarang dan mempersulit masyarakat, pasti tentu kita tidak berani sosialisasikan,” ujar ketua fraksi Partai Gerindra Kaltim itu.

Namun, ia juga menggarisbawahi bahwa daya tampung perguruan tinggi masih menjadi persoalan.

“Lulusan SMA ini kalau mau lanjut ke perguruan tinggi, daya tampungnya tidak banyak. Makanya kalau ada perguruan tinggi yang akreditasinya masih terdaftar, kita upayakan agar bisa diakui,” tambahnya.

Menurutnya, pemerintah tidak bisa bergerak sendiri dalam menyelenggarakan pendidikan. Peran pihak swasta juga perlu didorong, mengingat besarnya jumlah pemuda yang mencapai 57 persen dari populasi Indonesia.

“Pendidikan ini tidak hanya diselenggarakan pemerintah, tapi harus mengajak pihak swasta. Karena pemuda ini jumlahnya banyak,” kata Agus.

SDM dan Persaingan Global

Lebih lanjut, Agus menyoroti kualitas sumber daya manusia Indonesia yang masih tertinggal dibanding negara-negara tetangga di Asia Tenggara.

“IQ orang Indonesia ini masih di bawah rata-rata. Kita mampu tidak bersaing dengan Vietnam, Malaysia, Thailand?” ungkapnya.

Ia berharap dengan program pendidikan gratis, angka tersebut bisa meningkat pada tahun 2030.

Dengan fasilitas pendidikan yang digratiskan, Agus yakin pemuda bisa lebih aktif dan berperan dalam berbagai sektor, baik di dunia kerja maupun dalam menciptakan usaha sendiri.

“Kalau sudah kuliah, bisa bekerja, bisa juga berkarya di UMKM. Kita punya banyak fasilitas untuk pemuda agar bisa berperan,” pungkasnya.

Dalam sosper kali ini, Agus Suwandi turut menghadirkan narasumber yang berkompeten di bidangnya. Yakni Dadang Imam Ghozali seorang akademisi. Dan, Septeny Mula Dewi selaku Tim Penggerak PKK Kaltim. (*)

Pemuda Kaltim harus berdiri tegak, bukan sekadar jadi bayang-bayang sumber
Pemuda adalah harapan bangsa, dan pemerintah merangkulnya lewat Perda Nomor

Mahakam Daily – Sepak bola Kaltim memang tidak bisa dianggap