Mahakam Daily – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kutai Kartanegara (Kukar) mengaku kesulitan dalam melakukan verifikasi data kemiskinan di bidang pendidikan. Hal ini disampaikan oleh Kepala Bidang Paud dan PNFI Disdikbud Kukar, Pujianto, saat ditemui di kantornya.
Pujianto mengatakan, verifikasi data kemiskinan di bidang pendidikan berbeda dengan verifikasi data di bidang lain, seperti kesehatan, perumahan, atau ketahanan pangan.
“Kalau bidang lain enak, dari dinas sosial memberi bantuan bansos, Dinas Perkim datang mau bedah rumah, ketahanan pangan kasih bahan pangan. Kalau pendidikan datang-datang suruh sekolah, orang pada tidak mau, pada lari semua,” ujar Pujianto, Rabu (8/11/2023).
Menurut Pujianto, pihaknya sudah berupaya mendatangi rumah-rumah warga yang masuk dalam data kemiskinan untuk mengidentifikasi kebenaran data dan mengedukasi masyarakat untuk mengajak mereka bersekolah. Namun, respons yang diterima kurang menggembirakan.
“Banyak yang menolak, mereka bilang untuk apa sekolah, sudah cukup bisa makan aja syukur. Padahal kita ajak mereka sekolah ke paket tidak seperti sekolah formal,” katanya.
Ia menambahkan, verifikasi data kemiskinan di bidang pendidikan melibatkan dua pihak, yaitu lembaga dan desa. Lembaga yang dimaksud adalah SKBPKPM (Sekretariat Kecamatan Bina Pemberdayaan Keluarga dan Pemberdayaan Masyarakat), yang bertugas mengedukasi warga tentang pola pembelajaran paket A, B, dan C. Sedangkan desa bertugas menunjukkan lokasi warga yang masuk data kemiskinan.
“Masalahnya, yang dari desa tidak tahu paket A, B, dan C. Jadi, kita harus menjelaskan dulu ke mereka. Selain itu, banyak juga kendala di lapangan, seperti orang tidak ada di rumah, orang ke kebun, kebunnya jauh, dan sebagainya,” tuturnya.
Pujianto berharap, verifikasi data kemiskinan di bidang pendidikan bisa berjalan lancar dan tepat sasaran. Ia juga mengajak semua pihak, termasuk perangkat desa untuk ikut mengedukasi warga agar mau bersekolah.
“Kita juga sedang membuat strategi baru lagi untuk 2024 mendatang, dan langkah apa yang bisa kita ambil. Karena kita ingin meningkatkan kualitas pendidikan di Kukar, khususnya bagi warga miskin,” pungkasnya.
[adv]