Mahakam Daily – Kematian perempuan bernama Bertha masih penuh misteri, untuk itu pihak keluarga bersama Ikatan Keluarga Toraja menggelar aksi unjukrasa di depan Mapolresta Samarinda. Mereka ingin kepolisian mengusut tuntas perkara tersebut.
Gedzbal Patasik sebagai Koordinator Lapangan (Korlap) memimpin jalannya aksi damai. Ratusan keluarga bersama Ikatan Keluarga Toraja Samarinda serta pihak kuasa hukum terlibat pada aksi damai tersebut.
Prosesi aksi tersebut berlangsung damai, dimulai pukul 15.00 hingga jam 17.00 WITA. Korlap bergantian orasi dengan pendeta, tokoh adat, keluarga, dan lainnya.
Kasus ini dimulai pada 18 Februari 2024, ketika jasad bernama lengkap Bertha Mimi Jama ditemukan terbujur kaku dan tak bernyawa lagi di salah satu ruangan Apotek Kimia Farma di jalan Pangeran Hidayatullah, Samarinda. Aksi tersebut sudah ketiga kalinya, namun hingga kini belum menemui titik terang.
Tak dimungkiri banyak kejanggalan dan spekulasi dari pihak keluarga dan kuasa hukum atas kejadian yang menimpa Berth. Mulai dari CCTV yang tidak bisa membuktikan awal kejadian, hasil forensik yang janggal, dan kesaksian yang cukup aneh.
Menurut kuasa hukum keluarga korban, Yos Christian ada 4 tuntutan utama agar di ungkap sejelas-jelasnya.
“Kepada pihak kepolisian untuk membuka dengan sejelas-jelasnya hasil pemeriksaan CCTV dan hasil pemeriksaan otopsi, Mendalami kejanggalan penyelidikan saksi dan bukti kemarian tidak wajar alm. Ibu Bertha Mimi Jaya dan segera temukan pelakunya,” beberanya.
“Meminta kepada pihak kepolisian untuk memindahkan gelar perkara yang sedianya di laksanakan di Polda Kaltim untuk di pindah ke Polresta Samarinda, Meminta mabes Polri untuk membentuk tim investigasi guna menyelesaikan perkara ini,” tandasnya.
Menanggapinya, Wakapolresta Samarinda, AKBP Eko Budiarto menjelaskan bahwa proses penyelidikan masih berlangsung dan kiranya akan mendapatkan hasil dalam waktu dekat.
“Saat ini sudah berproses, nanti kita aman melakukan kegiatan gelar perkara setelah habis lebaran. Gelar perkara khusus ini akan diselenggarakan di polda sesuai denhan kesepakatan saat RDP di DPRD Kaltim,” terangnya.
Aksi damai ini diakhiri saat korlap meminta tanda tangan surat terbuka yang di berikan kepada wakapolresta sebagai kepastian untuk mengusut kasus ini lebih lanjut.