Agus Suwandi Serukan Pentingnya Menjaga Kemajemukan di Sosper Pendidikan Pancasila

Anggota DPRD Kaltim Agus Suwandi saat Sosper ke-11 di Gang Kejaksaan, Kelurahan Air Hitam, Kecamatan Samarinda Ulu

Foto : Anggota DPRD Kaltim Agus Suwandi saat Sosper ke-11 di Gang Kejaksaan, Kelurahan Air Hitam, Kecamatan Samarinda Ulu

Mahakam Daily – Suasana di Gang Kejaksaan, Air Hitam, Minggu sore, 16 November 2025, tampak biasa saja sampai suara pengeras memecah keheningan. Warga perlahan berkumpul di bawah tenda ketika Anggota DPRD Kaltim, Agus Suwandi, membuka Sosialisasi Peraturan Daerah (Sosper) ke-11. Agus menyoroti satu isu yang menurutnya paling krusial bagi Indonesia hari ini, yakni kemajemukan justru bisa menjadi titik rawan perpecahan jika tidak dijaga.

Agus memulai paparannya dengan gambaran besar tentang Indonesia, sebuah negara yang menampung lebih dari 13 ribu suku dan hampir 7 ribu bahasa. Keberagaman itu, katanya, bukan sekadar data, tetapi kenyataan hidup sehari-hari yang memerlukan kewaspadaan.

“Kita bersuku-suku dan berbangsa, bermacam agama. Ini sangat rawan keretakan kalau tidak dijaga,” ujarnya di hadapan puluhan warga.

Perda Nomor 9 Tahun 2023 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Pancasila dan Wawasan Kebangsaan menjadi dasar kegiatan tersebut. Namun Agus tak berhenti pada penjelasan regulasi. Ia menelusuri kembali sejarah bangsa, termasuk masa penuh guncangan seperti tahun 1965, sebagai pengingat bahwa Indonesia pernah mengalami ancaman perpecahan yang nyata.

“Setelah 80 tahun merdeka, kita sudah melalui banyak cobaan,” katanya.

Ia juga membandingkan Indonesia dengan negara lain yang runtuh akibat perbedaan agama atau suku yang jauh lebih sedikit.

“India, Sudan, sampai kawasan Arab, beda dua agama saja pecah,” ujarnya.

Dari contoh itu, ia menekankan bahwa Pancasila bukan sebatas slogan, melainkan fondasi yang menjaga Indonesia tetap utuh.

Di akhir sesi, Agus mengingatkan kembali bahwa keberagaman bukan sesuatu yang datang tanpa konsekuensi. Ia menyebut kemajemukan sebagai anugerah yang hanya akan tetap menjadi kekuatan jika dirawat.

“Kita diciptakan berbeda-beda suku dan bangsa untuk saling mengenal dan menyayang,” ucapnya. Sebuah pesan yang menggema di gang kecil itu—mengajak warga melihat ulang arti kebersamaan dalam lanskap Indonesia yang terus berubah. (*)

Mahakam Daily – Warga Kampung Intu Lingau, Kutai Barat, menyampaikan

Mahakam Daily – Panitia Khusus (Pansus) penyusunan Ranperda Penyelenggaraan Pendidikan