Mahakam Daily – Anggota DPRD Kaltim, Veridiana Huraq Wang menilai Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim hanya memprioritaskan sekolah yang ada diperkotaan dan mengabaikan sekolah yang berada di daerah 3T (Terluar, Tertinggal, dan Terisolir).
Dikatakannya, anggaran untuk SMAN/SMKN di perbatasan maupun pedalaman lebih banyak bersumber dari dana aspirasi anggota DPRD Kaltim, yakni sebanyak 48 proyek.
Veridiana mengungkapkan, Disdikbud Kaltim telah mengabaikan pengadaan fasilitas sekolah, seperti meubeler dan memperbaiki bagian-bagian bangunan sekolah yang rusak. Bahkan, ada pula kesan like and dislike dengan kepala sekolah di daerah 3T.
“Ada pejabat di Disdikbud yang tak suka dengan kepala sekolah, maka sekolah tersebut tidak diperhatikan, meubeler (meja-kursi) rusak tak diganti. Bangunan sekolah rusak tak dialokasikan anggaran untuk merehabnya,” ucapnya, Kamis (16/11/2023).
Sebaliknya, lanjut Veridiana, pejabat yang suka dengan kepala sekolah, umumnya dengan kepala sekolah di perkotaan, mendapat alokasi anggaran tak putus-putusnya setiap tahun anggaran baru.
“Kita minta keadilan, SMAN/SMKN di daerah 3T dapat alokasi anggaran yang sama dengan sekolah di kota-kota. Itu lah yang kami suarakan di DPRD ini,” tegasnya.
Ketua Komisi III DPRD Kaltim itu juga mengajak Pj Gubernur Kaltim, Akmal Malik untuk melakukan kunjungan kerja ke Kutai Barat dan Mahulu.
“Nanti ke sana, agar bisa melihat langsung bahwa daerah di pedalaman dan perbatasan tak mendapat alokasi anggaran yang memadai dari APBD Kaltim. Ini menyebabkan kesenjangan pembangunan terus berlangsung di Kaltim,” tutupnya.
[adv]