Mahakam Daily – Belum lama ini Jembatan Mahakam Kembali tertabrak. Masalah tersebut bukan hal baru, namun belum ada penyelesaian yang jelas. Ketua Komisi III DPRD Kaltim, Abdulloh, menegaskan bahwa peristiwa ini harus menjadi momentum bagi pihak terkait untuk memberikan kepastian yang konkret.
Keberadaan fender pelindung menjadi salah satu isu utama yang disorot dalam insiden ini. “Harus ada langkah konkret. Jembatan ini tidak bisa terus dibiarkan dalam kondisi rentan tanpa perlindungan yang memadai,” ujar Abdulloh, Jumat (2/5/2025).
Ia meminta agar perbaikan fender dan aspek keamanan lainnya segera direalisasikan, sehingga masyarakat tidak lagi bertanya-tanya kapan jembatan benar-benar akan aman dari insiden serupa.
Selain itu, Abdulloh menyoroti perjanjian antara pihak terkait dan pemerintah mengenai penggantian fender senilai serta perbaikan jembatan. Sayangnya, perjanjian tersebut belum memiliki kepastian hukum yang jelas. Menurut Abdulloh, yang berisiko membuat penyelesaiannya semakin tertunda.
“Kami tidak ingin ada perjanjian tanpa dasar hukum yang kuat. Ini harus segera diperbaiki agar pihak yang bertanggung jawab benar-benar menjalankan komitmennya,” tegasnya.
Pihaknya mendesak perjanjian memiliki jaminan legalitas yang lebih tegas. Tanpa kepastian hukum, ada risiko pihak-pihak terkait tidak memenuhi kewajibannya, sehingga insiden serupa dapat terjadi lagi.
“Jangan sampai ini hanya menjadi dokumen formalitas tanpa kekuatan hukum. Kami minta perjanjian yang benar-benar bisa mengikat dan memastikan tanggung jawab pihak terkait,” ungkap Abdulloh.
Abdulloh menegaskan keselamatan masyarakat harus menjadi prioritas utama. DPRD Kaltim berharap bahwa kali ini, langkah konkret benar-benar diambil, bukan hanya sekadar wacana yang berulang.
“Kami tidak ingin insiden seperti ini terus terjadi tanpa solusi nyata. Ini bukan hanya tentang jembatan, tetapi juga tentang tanggung jawab terhadap keselamatan masyarakat. Kami akan terus mengawal agar masalah ini benar-benar dituntaskan,” pungkasnya. (adv/dprdkaltim)