Mahakam Daily – Penutupan sementara operasional Rumah Sakit Haji Darjad (RSHD) Samarinda sejak 7 Mei 2025 menuai keprihatinan dari DPRD Kalimantan Timur. Sekretaris Komisi IV DPRD Kaltim, Darlis Pattalongi, menilai keputusan manajemen tersebut tidak boleh mengabaikan nasib para pekerja yang selama ini menggantungkan hidup dari rumah sakit swasta itu.
“Masalah karyawan adalah masalah hajat hidup orang banyak. Tidak bisa ditutup mata. Mereka juga bagian dari sejarah rumah sakit ini,” kata Darlis, Selasa (10/6/2025).
Darlis menyebut RSHD punya peran besar dalam sejarah pelayanan kesehatan di Kaltim. Ia menyayangkan keputusan penghentian operasional dilakukan tanpa upaya penyelamatan lebih dulu dan menilai manajemen RSHD kurang membuka ruang dialog.
“Kami mengundang manajemen ke DPRD bukan untuk menyalahkan, tapi mencari jalan keluar bersama. Tapi sayangnya, mereka tidak merespons secara terbuka,” ujarnya.
Ia mengingatkan bahwa keberadaan rumah sakit swasta seperti RSHD sangat penting sebagai mitra pemerintah dalam memperluas akses layanan kesehatan. Menurutnya, keputusan menutup rumah sakit bukan hanya berdampak pada tenaga kerja, tapi juga masyarakat luas yang selama ini mengandalkan pelayanan dari RSHD.
Darlis meminta Dinas Kesehatan dan Dinas Tenaga Kerja turun tangan menangani masalah ini secara menyeluruh, termasuk menyusun solusi jangka panjang agar rumah sakit bisa kembali beroperasi tanpa mengorbankan hak pekerja.
“RSHD membawa nama besar, bahkan melekat dengan tokoh penting Kaltim. Kami sedih dan menyayangkan jika akhirnya harus tutup. Rumah sakit ini pernah jadi mitra pemerintah. Itu tidak boleh dilupakan,” pungkasnya.
(adv/dprdkaltim)