Berenang di Lubang Bekas Tambang, Kakak-beradik Asal Samarinda Tewas Tenggelam

Kejadian nahas ini bermula ketika RP dan RS, bersama sepupunya yang berinisial AZ pergi ke area lubang bekas tambang tersebut.

Lokasi lubang bekas tambang yang merenggut nyawa dua bocah di Kelurahan Loa Buah, Kecamatan Sungai Kunjang, Samarinda. Kedua korban tewas tenggelam. (Ist)

Foto : Lokasi lubang bekas tambang yang merenggut nyawa dua bocah di Kelurahan Loa Buah, Kecamatan Sungai Kunjang, Samarinda. Kedua korban tewas tenggelam. (Ist)

Mahakam Daily – Lubang bekas tambang batubara kembali merenggut nyawa dua orang bocah, kakak beradik. Mereka tenggelam dan tewas saat bermain. Lokasi lubang tersebut berada di jalan Lobang Tiga, RT 9, Kelutahan Loa Buah, Sungai Kunjang, Kota Samarinda, pada hari Minggu (5/6/2024).

Sang kakak, berinisal RP, berusia 12 tahun, berjenis kelamin perempuan. Satu lagi adiknya, berinisial RS, berusia 9 tahun, berjenis kelamin laki-laki. Keduanya bersekolah di salah satu Sekolah Dasar (SD) di Loa Buah. Mereka ditemukan secara bergantian.

Kejadian nahas ini bermula ketika RP dan RS, bersama sepupunya yang berinisial AZ pergi ke area lubang bekas tambang tersebut. Menjelang waktu shalat Dzuhur, mereka bertiga berenang di lubang yang menyerupai danau alami tersebut.

“Ketiga anak ini sedang berenang, mereka berpegangan tangan, namun saat kedua korban itu tenggelam, AZ melepaskan tangan dan berenang ketepian menyelamatkan diri,” kata Nur Wakid, Ketua RT 9, Loa Buah saat ditemui di kediamannya, Senin (6/5/2024).

Nur menyebut, ada seorang anak panti asuhan, yang menjadi saksi ketika korban tenggelam. Anak tersebut pun melapor ke warga setempat. Dari informasi tersebut, warga bergegas ke lokasi kejadian dan langsung berupaya mencari, bahkan ada yang menyelami lubang bekas kerukan emas hitam itu.

“Posisi (adik) RS ditemukan agak ke tengah dari tempat dia berenang. Ketemu sekitar waktu habis Dzuhur, pukul 12.30 Wita, warga melakukan pertolongan dengan membalikan badannya agar air keluar, lalu dievakuasi ke RS IA Moeis,” jelasnya.

Sesampainya di rumah sakit, Samarinda kembali berduka. Nyawa RS tidak dapat tertolong karena korban tenggelam cukup lama.

Upaya pencarian berlanjut, tim SAR gabungan beserta relawan kemanusiaan mencari tubuh RP. Selang beberapa jam kemudian, tepatnya pukul 15:19 WITA, akhirnya sang kakak ditemukan.

Seperti adiknya, kondisi RP sudah tak bernyawa saat dievakuasi.

Unsur penyelamatan dua korban tenggelam di lubang bekas tambang tetrsebut melibatkan, FKPM Kelurahan Loa Buah, Basarnas Kota Samarinda, BPBD Provinsi Kalimantan Timur, BPBD Kota Samarinda, Polsekta Sungai Kunjang, dan Relawan.

Potret jarak antara pemukiman warga dengan lubang bekas tambang batu bara di RT 9, Kelurahan Loa Buah, Kecamatan Sungai Kunjang, Samarinda. (GNJ/Mahakam Daily)
Potret jarak antara pemukiman warga dengan lubang bekas tambang batu bara di RT 9, Kelurahan Loa Buah, Kecamatan Sungai Kunjang, Samarinda. (GNJ/Mahakam Daily)

Orang Tua Perlu Awasi Anaknya

Ivan Setya Budi, selaku Ketua RT 10, Loa Buah, kedua korban sudah dimakamkan di Kuburan Muslimin, tepatnya di depan SMPN 15 Samarinda, pada Senin (6/5) pagi.

“Kami meminta peran orang tua lebih waspada dalam mengawasi anak-anaknya saat bermain jangan sampai kejadian seperti ini terulang, berharap ini kejadian yang pertama dan terakhir” ucap Ivan.

Lurah Loa Buah, Budi Hartono juga angkat bicara, ia mengaku miris atas kejadian tersebut dan turut berduka. Ia menegaskan pihaknya akan segera memasang spanduk peringatan larangan untuk tidak berenang di kawasan tersebut.

“Nanti akan dipasang oleh RT setempat, setelah spanduk peringatan ini jadi,” imbuhnya.

Terakhir, Kepala Polsek Sungai Kunjang, Kompol Zaenal Arifin mengatakan pihaknya telah memproses kejadian tersebut. Sejumlah saksi telah mereka mintai keterangan.

“Ya laporan sudah kami terima, sedang kami proses, saksi-saksi sudah kami periksa,” tandas Kompol Zaenal Arifin saat dihubungi via telepon seluler, Senin (6/5).

Dari informasi yang dihimpun Mahakam Daily, Lubang bekas tambang tersebut memiliki luas sekitar 2 hektare dan sudah ada sejak tahun 2000. Lubang tersebut bersisian dekat dengan pemukiman. Menurut warga setempat, lubang tersebut sering dijadikan tempat berenang anak-anak sekitar dan lokasi memancing ikan.

Samarinda Run Festival 2024 rayakan budaya lokal tiap kilometer, gabungkan
Jangan abaikan tanda-tanda motor minta ganti oli! Suara kasar, mesin