Tradisi Serawenan Desa Selerong Upaya Lestarikan Budaya dan Pupuk Kebersamaan

Budaya Serawenan Desa Selerong / Istimewa

Foto : Budaya Serawenan Desa Selerong / Istimewa

Mahakam Daily – Kemeriahan mewarnai perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Desa Selerong ke-105 di Kecamatan Sebulu, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Tradisi unik “Serawenan” menjadi daya tarik utama, tidak hanya menyajikan hidangan lezat, tetapi juga memupuk rasa kebersamaan dan melestarikan budaya asli Kutai.

Tradisi Serawenan merupakan kegiatan gotong royong masyarakat dalam mengolah berbagai hidangan khas Kutai. Beragam lauk pauk, seperti gence ruan, jukut salai, dan aneka hidangan lainnya tersaji dengan penuh cita rasa. Keunikan tradisi ini terletak pada konsep “makan bareng” tanpa undangan formal. Siapapun yang datang, dipersilahkan untuk mencicipi hidangan yang telah disiapkan.

“Serawenan ini budaya Kutai sebenarnya. Di mana-mana saja kita menyerawen, tapi belum pernah direalisasikan. Nah, Selerong sudah merealisasikan itu. Setiap ulang tahun Selerong pasti ada serawenan,” jelas H Badrun, Kepala Desa Selerong, Kamis (6/6/2024).

Antusiasme masyarakat terhadap tradisi ini begitu tinggi. Tak hanya warga Desa Selerong, desa-desa tetangga seperti Desa Sanggulan dan Desa Senoni pun turut berpartisipasi. Semangat kebersamaan dan gotong royong terpancar jelas dalam proses persiapan dan penyajian hidangan.

Lebih dari sekadar hidangan lezat, Serawenan menjadi wujud syukur atas segala nikmat yang dilimpahkan Tuhan kepada desa. Tradisi ini juga menjadi sarana untuk memperingati para leluhur dan tokoh masyarakat yang telah berjasa membangun desa.

“Boleh makan, tinggal pilih. Makanannya bervariasi, misalnya gence ruan, jukut salai, dan berbagai macam makanan khas Kutai. Dilaksanakan pada hari pembukaan ulang tahun desa. Yang hadir bupati, camat, dan warga lainnya,” terangnya.

Tradisi Serawenan tak hanya dilestarikan sebagai bagian dari identitas desa, tetapi juga menjadi daya tarik wisata yang unik. Pengunjung dapat merasakan keramahan warga desa dan menikmati kelezatan hidangan khas Kutai dalam suasana kekeluargaan yang hangat.

“Dan tahun ini pasti ada lagi. Penutupan rangkaian akhir ulang tahun itu kita laksanakan salat hadiah haul jamak untuk mendoakan para pendiri dan tokoh masyarakat desa yang sudah meninggal, dan ziarah ke makam tokoh masyarakat dan agama. Itu akhir dari rangkaian perayaan ulang tahun desa,” tutupnya.

HUT Desa Selerong ke-105 menjadi momen spesial untuk merayakan sejarah, budaya, dan rasa syukur atas kemajuan desa. Tradisi Serawenan menjadi pengingat akan pentingnya menjaga nilai-nilai luhur dan mempererat persatuan masyarakat. Tradisi ini diharapkan dapat terus dilestarikan sebagai warisan budaya yang berharga bagi generasi mendatang.

Adv/Diskominfo Kukar

Mahakam Daily – Sepak bola Kaltim memang tidak bisa dianggap